Mengenal Masyarakat Dayak Iban di Indonesia

Mengenal Masyarakat Dayak Iban di Indonesia. Photo: youtube/netralnews.com

Dayak Iban adalah salah satu kelompok masyarakat adat di Indonesia. Selama berabad-abad mereka telah hidup sebagian besar di hutan di sepanjang sungai dan anak sungai Kalimantan dan menyebar hingga ke wilayah Sarawak Malaysia, Sabah dan Brunei Darusalam.  Suku Dayak Indondonesia saat ini telah banyak tinggal di daerah perkotaan bahkan berpendidikan tinggi dan menjadi pejabat negara. 

Dayak Iban juga merupakan salah satu suku bertato yang dikenal dengan sebutan headhunter atau pemenggal kepala musuhnya saat beperang. Mereka adalah jugle survival expert  di Indonesia. Di kehidupan sehari-hari memiliki seperangkat kepercayaan mereka sendiri yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupannya. 

Mereka percaya pada roh dan kekuatan magis yang mereka yakini dapat digunakan untuk mengendalikan hal-hal di sekitar mereka termasuk ritual dan praktik penyembuhan yang mencakup nyanyian, tarian, dan pengorbanan hewan.

1. Suku Dayak Iban adalah salah satu kelompok adat bertato dan jugle survival ekspert di dunia.

Suku Dayak Iban adalah salah satu kelompok adat terbesar di Indonesia. Mereka tinggal di pulau Kalimantan, yang terletak di bagian utara Sumatera. Suku Dayak Iban memiliki kepercayaan dan tradisinya sendiri yang sangat berbeda dengan suku-suku lainnya. 

Salah satu yang paling menyolok dari suku ini adalah mereka selalu mengenakan tato yang indah di tubuhnya, terutama kaum lelaki. Pria yang tidak bertato di dalam suku Dayak Iban dianggap tidak jantan dan bukan seorang kesatria. Untuk memperoleh tato dengan  motif tertentu mereka harus melakukan tugas tertntu atau mengalami situasi tertentu. Misalnya seorang yang sudah melakukan banyak penjelajahan dan merantau, biasanya akan mengenakan tato bungai terong (the borneo rose) di pundang, dada atau pahanya. 

Jadi tato di tubuh suku Dayak Iban bukan sekadar hiasan semata, karena tatto melambangkan apa yang telah dialaminya. Seorang yang pernah memenggal sejumlah kepala musuh, akan mendapatkan tato tertentu di salah satu bagian tubuhnya.  

Suku Iban juga adalah suku pemburu. Karena itu mereka memiliki budaya yang melibatkan perburuan satwa liar seperti rusa, monyet dan beruang. Mereka juga menggunakan sumpit dan tombak untuk menangkap buruan mereka. Suku Dayak Iban juga ahli dalam membuat perangkap hewan buruan. Para pakar mengakui keahlian mereka sebagai pembaca jejak yang handal. Tak dapat dipungkiri suku Dayak Iban sebagaimana juga beberapa suku Dayak lain di pulau Borneo, mereka merupakan para jugle survival ekspert terbaik di dunia, meskipun tak satu pun di antara mereka yang punya sertivikat untuk itu.  

2. Selama berabad-abad mereka telah tinggal sebagian besar di hutan di sepanjang sungai dan anak sungai Kalimantan, tetapi saat ini banyak dari mereka telah dipindahkan ke daerah perkotaan.

Orang Dayak Iban telah tinggal di Kalimantan selama berabad-abad dan telah beradaptasi dengan lingkungan dengan tinggal di sepanjang sungai, anak sungai, dan saluran air lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak dari mereka telah direlokasi ke daerah perkotaan sebagai bagian dari rencana pembangunan Indonesia.

Untuk merelokasi mereka, pemerintah membangun rumah-rumah bagi masyarakat yang tinggal di hutan. Namun, rumah-rumah ini tidak dibangun dengan baik dan ada banyak masalah dengan rumah-rumah tersebut, seperti kebocoran yang menyebabkan jamur di dalam rumah atau jendela yang rusak yang tidak dapat diperbaiki karena terbuat dari botol kaca, bukan dari Plexiglas (plastik transparan). Banyak keluarga yang kehilangan tanah mereka ketika mereka pindah ke daerah baru ini, jadi sekarang mereka harus mencari tempat lain di mana mereka bisa tinggal tanpa kehilangan apapun lagi!

3. Dayak Iban jaman dulu adalah suku pemenggal kepala.

Orang Dayak Iban adalah suku kuno yang telah lama tinggal di Indonesia. Mereka adalah salah satu kelompok adat utama di Indonesia, dan mereka kebanyakan tinggal di hutan di sepanjang sungai dan anak sungai Kalimantan. Terutama di anak sungai yang bermuara ke Sungai Kapuas, yaitu sungai terpanjang di Indonesia. Mereka dikenal dengan julukan headhunter atau pemburu kepala. Ada banyak literatur yang pernah ditulis oleh penulis barat tentang suku ini. 

Menurut analisis banyak pakar Cina yang pelajari genom manusia sejumlah suku di Asia, orang Iban diakui menjadi orang pertama-tama yang melakukan migrasi ke ISEA di masa dulu. Juga, hasil analisis Tengkorak Dalam yang berumur 50.000 tahun di Gua Niah Sarawak, Malaysia; diverifikasi sama dengan masyarakat asli Iban di pulau Borneo.

Orang Dayak Iban dulunya adalah pemburu nomaden yang melakukan perjalanan ke berbagai tempat di mana mereka dapat menemukan sumber makanan seperti hewan liar, ikan atau pohon buah-buahan. Saat ini mereka masih mengikuti gaya hidup ini tetapi sekarang juga tinggal di dekat kota-kota seperti Samarinda di mana ada pekerjaan yang tersedia bagi mereka karena mudah bagi mereka untuk mendapatkan pekerjaan di sini karena sebagian besar pekerja berbicara bahasa Inggris sehingga Anda tidak perlu penerjemah ketika berbicara tentang hal-hal seperti tawaran pekerjaan dan sebagainya.

4. Mereka memiliki seperangkat kepercayaan mereka sendiri yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan mereka.

Orang Dayak Iban dikenal karena kepercayaan mereka pada roh dan kekuatan magis. Mereka percaya bahwa mereka dapat mengendalikan hal-hal di sekitar mereka, mulai dari cuaca hingga penyakit. Salah satu ritual penyembuhan mereka melibatkan nyanyian, tarian, dan pengorbanan hewan untuk mendapatkan keberuntungan atau perlindungan dari roh jahat.

Selain tradisi mengayau (berperang dengan memenggal kepala musuh) Dayak Iban juga memiliki tradisi yang disebut bejalai, yaitu kebiasaan merantau atau menjelajah! Karena itu mereka sejak dulu mereka sudah tersebar ke berbagai wilayah di pulau Borneo, yang pada saat ini mencakup kawasan 3 negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darusallam. Jumlah populasi suku Dayak Iban di pulau Borneo diperkirakan lebih dari 1 juta jiwa (vesi wikidpedia.com) dan yang berada dalam teritorial negara Indonesia, khususnya di Provinsi Kalimantan Barat diperkirakan sekitar 300 ribu jiwa. 

5. Mereka percaya akan adanya roh-roh dan kekuatan magis yang mereka yakini dapat digunakan untuk mengendalikan hal-hal di sekitar mereka.

Orang Dayak Iban dikenal karena kepercayaan mereka pada roh dan kekuatan magis yang mereka yakini dapat digunakan untuk mengendalikan hal-hal di sekitar mereka. Mereka memiliki seperangkat kepercayaan mereka sendiri yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan mereka, mulai dari agama dan budaya hingga politik, ekonomi, dan etika sosial.

Beberapa suku Dayak masih ada yang terisolasi di Indonesia tanpa kontak dengan kelompok etnis lain. Namun tidak demikian dengan suku Dayak Iban.  Karena budaya bejalai  dan budaya mengayau mereka sejak dulu telah berinteraksi lebih banyak orang luar. Dan sekarang tentu saja dengan pemerintah di negara masing-masing, bahkan ada yang sudah menjadi pejabat tinggi pemerintah. 

Di rumah adat mereka yang disebut rumah panjai  (long house) kini mereka terbiasa menerima para turis turis dan para pejabat pemerintah secara teratur.  Sangat berbeda dibandingkan dahulu kala, ketika mereka masih terisolasi dan cukup menyulitkan para antropolog mempelajari suku ini karena mereka tidak memiliki catatan tertulis tentang sejarah atau kondisi kehidupan mereka. 

6. Ini termasuk ritual dan praktik penyembuhan yang mencakup nyanyian, tarian, dan pengorbanan hewan.

Suku Iban adalah juga memiliki seperangkat kepercayaan sendiri yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan mereka, termasuk ritual dan praktik penyembuhan yang mencakup nyanyian, tarian, dan pengorbanan hewan. Seorang tabib dalam suku Dayak Iban biasanya disebut Manang. Seorang Manang tidak hanya mahir menyembuhkan pasiennya dengan ramuan tradisional yang disebut obat kampung yang berupa herbal dan bahan-bahan dari tetumbuhan, tetapi juga melakukan pengobatan lewat metafisik. Proses pengobatan dengan metode metafisik ala Dayak Iban ini disebut bemanang.

Kebudayaan Dayak Iban sangat menekankan keseimbangan alam, baik makro kosmos maupun mikrokosmos. Mereka selalu berkomunikasi dengan dunia roh  atau 'dewa-dewi' dapat dimintai bantuan untuk mengendalikan hal-hal di sekitar mereka. Misalnya pada saat akan membuka ladang, mereka akan mengadakan upacara, memanjatkan roh dan menyajikan sesaji dalam rangka meminta ijin kepada penguasa rimba yang disebut Puyang Gana. Tidak satu pun dari aspek kehidupan yang tidak diatur oleh adat istiadat dalam kehidupan orang Dayak Iban!

7. Dayak Iban Indonesia, Sarawak, dan Brunei Darusalam.

Salah satu fakta menarik dari suku ini adalah, mereka hidup dalam teretori tiga negara, yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunei Darusalam. Tentu saja dahulu kala, tidak terkotak-kotak berdasarkan kewarganegaraan, namun sejak negara Indonesia, Malaysia dan Brunei Darusallam  melakukan klaim wilayah masing-masing, pulau Borneo terbelah menjadi tiga bagian yang mengakibatkan suku Dayak Iban yang pada mulanya mengembara di hutan belantara Borneo jadi ikut terkotak-kotakan. 

Namun demikian secara prinsip, adat istiadat, budaya dan kepercayaan nenek moyang mereka--sebelum masuknya agama-agama baru ke pulau Borneo--tetap sama. 

Nah, demikianlah secara singkat beberapa fakta menarik mengenai suku Iban di Indonesia. Jika Anda ingin mempelajari lebih lanjut tentang orang Dayak Iban dan budayanya, ada banyak sumber daya yang tersedia secara online. Ada juga grup Facebook yang disebut "Dayak Iban: Best Practices" di mana Anda dapat mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana terlibat dalam komunitas mereka.
LihatTutupKomentar
Cancel